Perjalanan

“Tak ada sesuatu hal baru dan berharga yang terjadi tanpa petualangan terlebih dahulu..”
-Ozzie, salah satu anggota Laskar Jalanan Baker Street dalam kisah Sherlock Holmes.
Tiga minggu terakhir ini, saya tiga kali berkunjung ke kampung Cibeo, salah satu perkampungan suku Baduy dalam. Itu artinya tiga kali juga saya menempuh perjalanan naik turun bukit, meniti tanjakan, menuruni lembah dan turunan, menjelajahi hutan, melewati kebun dan huma, menyeberangi sungai dan menapaki jalan setapak sejauh 24 kilometer (itung-itung olahraga mingguan :D)Bagi yang belum pernah berkunjung ke Baduy dalam, mungkin ini akan terdengar biasa saja. Tapi bagi yang pernah melakukan perjalanan ke kampung Cibeo melalui jalur Ciboleger, perjalanan kesana adalah sebuah perjalanan yang hanya cukup dialami sekali seumur hidup. Terdengar berlebihan memang, tapi beberapa teman yang pernah kesana mengungkapkan seperti itu. Tapi hal sebaliknya terjadi pada diri saya. Saat orang-orang mengeluhkan perjalanan kesana begitu ‘menyengsarakan’, tapi buat saya justru begitu menyenangkan. Perjalanan itu adalah sebuah petualangan yang mengasyikkan buat saya.
Ada kenikmatan tersendiri saat-saat dimana meniti terjalnya tiap tanjakan, menuruni curamnya lembah dan turunan, menyeberangi jernihnya sungai melalui jembatan, melewati dinginnya malam yang menembus tulang, bertemu dan berbincang dengan penduduk suku baduy dalam.
Karena memang, saya pribadi, selalu menikmati setiap perjalanan yang saya lakukan, kemanapun itu. Baik ke hutan ataupun ke kota. Termasuk ke Baduy dalam ini.
Apalagi dalam setiap perjalanan itu, saya selalu ‘menyelipkan’ sebuah misi. Karena bagi saya, walaupun kecil, perjalanan disertai misi setidaknya memiliki sebuah nilai.
Ya! saya ingin setiap perjalanan yang saya lakukan memiliki nilai. Bukan hanya perjalanan yang sia-sia yang menghabiskan waktu, tenaga dan biaya.
(walaupun saya yakin, diselipkan ataupun tidak, setiap perjalanan selalu punya nilai. hhe..)
Dan dalam perjalanan kemarin (dan ke depan) pun, misi yang saya bawa adalah gerakan Bebersih Baduy yang selama ini saya propagandakan di dunia maya.
Ke depan, selain gerakan Bebersih Baduy yang merupakan misi bersama, banyak misi pribadi yang ingin saya bawa selama melakukan perjalanan ke Baduy. Salah satunya saya ingin melakukan penelitian (walau saya sadar saya tak punya jiwa peneliti. Hhe..). Penelitian kecil-kecilan. Tentang apa saja. Tentang Baduy dan segala kebudayaan yang dimilikinya. Tentang pengunjung dan segala kepentingan yang dibawanya. Tentang sampah dan segala efek yang ditimbulkannya. Tentang perjalanan dan segala hal yang menyertainya. Dan tentunya tentang Penulis sendiri dan segala pelajaran berharga yang didapatkannya.
Dengan memiliki sebuah misi, perjalanan yang ditempuh menjadi menyenangkan untuk dilalui. Selain punya nilai untuk diri sendiri sebagai ajang aktualisasi diri dan bagian dari proses pendewasaan diri, perjalanan pun tentunya akan menjadi lebih bernilai jika mengandung nilai ibadah dihadapan Allah swt. Atau setidaknya menjadi sarana agar semakin mengenal kebesaranNya.
Maka buat saya, setiap perjalanan adalah menyenangkan, karena dia selalu punya nilai, yang sengaja ataupun tidak kita ciptakan.
Dan minggu depan, di sela-sela UAS yang menerjang, saya akan ke Baduy lagi! 😀

*sedikit curhat, tapi semoga bermanfaat.






1 komentar untuk “Perjalanan”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *