Manusia menangis karena dua alasan, karena bersedih dan karena bahagia. Aku menangis karena alasan ketiga: tak bisa melakukan keduanya.
Semenjak kehidupan mengambil segalanya dariku, aku bersumpah kepadanya untuk tidak akan pernah menangis. Dan asal kalian tahu, aku benar-benar tak pernah menangis semenjak itu. Bahkan setelah kematian dua orang yang amat kucintai: nenekku hampir setahun lalu, dan ayahku tepat sebelas bulan setelahnya, sepuluh hari jelang aku mengenakan toga siang nanti.
Aku bersedih? Malu aku pada kehidupan. Takut aku ditertawakannya.
Aku Bahagia? Mana bisa. Saat tak ada ayah di hari bahagiaku.
Dan pagi ini, setelah shalat tahajudku, aku menangis sejadi-jadinya.
Bukan karena telah kehilangan keluarga selama 2 tahun terakhir.
Bukan pula karena menjadi orang pertama di keluarga besarku yang bergelar sarjana.
Bukan!
Tapi aku menangis karena tak bisa menangis karena keduanya.
Apakah itu termasuk bersedih? Ah, tidak menurutku.
Tak mau aku dianggap kalah. Aku murka. Aku dendam.
Dan suatu saat aku akan menuntut balas. Camkan itu.