Cerpen

Cerpen – Sarjana Desa

Melihat seorang pemegang gelar sarjana sedang duduk-duduk di gubuk pematang sawah dengan pakaian lusuh dan kotor penuh lumpur, bukan kemeja berdasi dan duduk di ruang ber-AC, bisa memunculkan berbagai persepsi  banyak orang.  Bisa jadi ia memang sedang dalam masa menunggu panggilan yang tak kunjung datang dari perusahaan yang telah dilamar. Atau bisa jadi ia dan […]

Cerpen – Sarjana Desa Read More »

Cerpen – Masa Kecil Yang Hilang

“Lumpat, Nas.. geuraan.geuraan..!” teriakku dalam bahasa Sunda pada Anas sekeras-kerasnya. Ia membalas teriakanku dengan lari sekencang-kencangnya. Aku layaknya fans fanatik sepak bola yang sedang meneriaki salah seorang pemain kesayangannya menggiring bola menuju mulut gawang sendirian lalu menendang hingga menghasilkan sebuah gol. Itu teriakkanku paling keras hingga urat leherku terlihat jelas. Jikapun kemudian dipaksakan diteruskan, kemungkinannya hanya

Cerpen – Masa Kecil Yang Hilang Read More »

Cerpen – Haru dan Bahagia

Manusia menangis karena dua alasan, karena bersedih dan karena bahagia. Aku menangis karena alasan ketiga: tak bisa melakukan keduanya. Semenjak kehidupan mengambil segalanya dariku, aku bersumpah kepadanya untuk tidak akan pernah menangis. Dan asal kalian tahu, aku benar-benar tak pernah menangis semenjak itu. Bahkan setelah kematian dua orang yang amat kucintai: nenekku hampir setahun lalu,

Cerpen – Haru dan Bahagia Read More »

Cerpen – Samudera dan Awan

Diam-diam, Samudera mengagumi Awan. Tak henti-hentinya ia memandang. Seharian kadang. Ia adalah secret admirer sejati sang Awan. Semenjak dulu, sebelum mereka bertemu. Bahkan mungkin sesaat setelah mereka berdua diciptakan. Dan sebelum kata secret admirer itu sendiri ditemukan. Hampir setiap hari mereka bertemu, namun tak pernah Samudera berani mendekati Awan. Selain tak berani, mana mampu? Ia

Cerpen – Samudera dan Awan Read More »