Upacara Seba (2)

Setelah berjalan kaki, tanpa alas kaki tentunya, akhirnya rombongan suku Baduy Dalam tiba di Pendopo Gubernur Banten sore hari ini. Dan diterima langsung oleh Gubernur Banten, Hj. Ratu Atut Chosiyah malam harinya.
Seperti yang kita ketahui, suku Baduy terdiri dari Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy Dalam tidak menerima segala bentuk modernisasi, sedangkan Baduy luar lebih terbuka dalam menerima bentuk-bentuk modernisasi. Maka dalam upacara seba ini pun, sesungguhnya hanya masyarakat Baduy Dalam sajalah yang berjalan kaki dari tempat tinggal mereka di Kampung Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik, di Desa Kanekes menuju Pendopo Bupati Lebak sejauh kurang lebih 52 km, yang kemudia dilanjutkan menuju Pendopo Gubernur Banten di Kota Serang sejauh 40 km, tanpa alas kaki tentunya. Karena menurut mereka, kendaraan dan sendal adalah bentuk modernisasi yang tidak mereka terima. Sedangkan masyarakat Baduy luar naik kendaraan secara rombongan.
Bagi Penulis, dan mungkin kebanyakan orang, ini adalah sesuatu yang amat unik. Berjalan kaki sejauh sekitar 92 km, tanpa alas kaki, secara berkelompok, dan dilakukan secara rutin setiap tahun dengan membawa barang bawaan yang tak sedikit adalah perkara yang tak biasa.
Masih tersimpan dalam ingatan Penulis kecil, pengalaman menyaksikan rombongan suku Baduy berarak-arakan sambil menyanyikan lagu-lagu yag diiringi alunan musik adalah hal yang sangat berkesan hingga kini. Menyaksikan mereka beramai-ramai menuju Rangkasbitung dan kemudian melanjutkan perjalan ke Bandung (saat itu Banten belum memisahkan diri dari Jawa Barat) adalah sebuah momen masa kecil yang tak terlupakan. Walau saat itu penulis belum tahu sejauh apa Rangkasbitung dan Bandung itu. Ditambah lagi jika diukur dengan berjalan kaki! 😀
Semua mereka lakukan hanya untuk meneruskan sebuah tradisi yang turun temurun sudah dilakukan dan merupakan warisan leluhur mereka.
Sebuah pengorbanan yang menurut hemat Penulis harus diapresiasi oleh pemerintah, baik pemerintah Kabupaten Lebak, dan juga pemerintah Provinsi Banten. Maka adalah wajar jika malam ini, pada sesi dialog, Gubernur banyak memuji dan berterimaksih atas kedatangan masyarakat Baduy ke Pemerintah Banten, dengan susah payah dan dengan serta membawa ‘oleh-oleh’. Walau pujian dan terimakasih secara lisan saja tidak cukup.
Setalah rangkaian acara upacara Seba, malam ini suku Baduy disajikan wayang golek oleh Ibu Gede. Dan esok pagi, rombongan suku Baduy akan kembali menuju Desa Kanekes di pedalaman Kabupaten Lebak yang tentunya untuk Baduy dalam akan menempuhnya dengan berjalan tanpa alas kaki sejauh kurang lebih 92 km. Ada yang mau ikut? :p

3 komentar untuk “Upacara Seba (2)”

  1. postingan2nya sangat bagus, menarik dan bermanfaat,,terus menulis,,karena dengan menulis kita bisa mengembangkan imajinasi kita dan menjadikan kita lebih kretaif..serta kadang bisa menghibur orang lain.. ^_^

    salam kenal
    kalau berkenan silahkan mampir ke EPICENTRUM
    folloback juga ya buat nambah temen sesama blooger,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *