Hari Lahir

وَالسَّلاَمٌ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوْتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Q.S. Maryam: 33)
Orang-orang di dunia ini tahu, dan memang harus tahu, kapan tepatnya mereka dilahirkan. Namun, sebagian kecil dari mereka tak pernah tahu hari dan tanggal kelahiran mereka. Beberapa diantaranya bahkan hanya tahu harinya saja. Aku termasuk diantaranya.
Yang kutahu hanya hari aku dilahirkan. Menjelang siang. Ibuku tak mencatat detailnya. Seingatnya aku lahir hari kedelapan bulan puasa. Itu saja. Seingatnya. Oh!
Tahun nya? Entahlah. Yang disebutkan hanya antara tahun x, tahun y dan tahun z. Yang jelas saat Soeharto masih bercokol dinegeri ini.
Di KTP bagaimana? Jangan tanya, sama seperti kakek dan mamahku: mene(m)bak.
Akte kelahiran? Kalau bukan karena kewajiban saat masuk SMA, mungkin hingga detik ini, kertas selembar bertuliskan hari, jam, tanggal, tahun kelahiran itu tak pernah aku miliki. Karena hingga hampir lulus kuliah pun kertas itu tak pernah aku butuhkan.
Maka hingga kini sesungguhnya aku tak pernah merayakan apa yang dinamakan peringatan hari kelahiran, hari ulang tahun orang-orang menyebutnya.
Selain karena di keluarga tak ada budaya seperti itu, juga aku memang tak terlalu mementingkannya, dan, aku juga tak tahu harus kapan merayakannya. Paling-paling saat Ramadhan hari kedelapan, itupun kalau ingat. Alhamdulillah tahun ini aku ingat.
Ah, dunia ini memang terkadang lucu. Aku tertawakan saja dia. Hahaha.. Tak salah  kan?
Bukankah Rasulullah pun tak tahu kapan beliau dilahirkan? Sepengatahuanku, tak ada satu riwayatpun yang mengacu pada peringatan kelahiran Rasulullah setiap tahunnya, saat beliau hidup. Penanggalan hijriyah saja ada pada masa Umar kan? Dan yang tiap tahun kita  peringati sebagai maulidnya adalah terjadi setelah berabad-abad beliau tak ada.
Baik, ulang tahun adalah salah satu momentum perubahan. Aku tahu dan yakin itu. Dengan beribu alasan orang-orang merayakan hari ini sebagai waktu yang tepat untuk melakukan perubahan.
Selain senang karena kita di beri kesempatan untuk dapat mencapai lamanya waktu tertentu di dunia, kita pun harus sedih karena sesungguhnya kita telah kehilangan hari-hari jatah yang Tuhan beri di dunia ini. Bayangkan jika kita di beri tahu bahwa usia kita adalah 60 tahun misal, maka setiap tahunnya kita akah bersedih karena jatah kita berkurang untuk hidup di dunia ini.
Agak klise memang, tapi bagiku hal itu kita yang menciptakan sendiri.
Dahlan Iskan, menteri BUMN  itu, menteri yang selalu tampil dengan gayanya yang nyentrik itupun tak pernah tahu kapan ia lahir. Makanya dia memilih tanggal 17 agustus dengan tujuan agar hari ulang tahunnya juga dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Ah, kenapa aku tak memberitahukan pada kalian 12 Rabiul Awal saja ya? 😀 

Camara, 08 Ramadhan 1434 H / 17 Juli 2013 M

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *