Hukuman Para Koruptor

Penulis pernah bertanya kepada beberapa teman tentang hukuman bagi para koruptor.

“Kira-kira hukuman apa sih yang pantes buat para koruptor?”

“Disekolahin lagi aja..!” cetus seorang teman secepat kilat setelah Penulis selesai mengajukan pertanyaannya.

Semuanya pun tertawa mendengar jawaban itu.

Dan setelah itu topik berganti tanpa membahas kata-kata tadi.

Sederhana memang jawaban salah seorang teman Penulis tadi. Sepertinya dia berbicara tanpa pikir panjang hanya ceplos-ceplos saja tanpa sebuah pemikiran yang dalam. Bagaimana tidak, disaat sebagian bahkan hampir seluruh rakyat di negeri ini menginginkan para koruptor di hukum seberat-beratnya, hukuman mati kalau bisa, tapi dengan entengnya dia mengatakan agar disekolahkan lagi saja. Pemikiran yang aneh menurut sebagian besar orang.

Tapi setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga apa yang dikatakannya itu, walau memang kedengarannya sederhana dan seperti sebuah guyonan saja.

Orang-orang korupsi atau yang lebih kita kenal dengan para koruptor, yang kebanyakan dari mereka adalah pejabat-pejabat penting negara, adalah orang-orang yang pintar.Lihat saja gelar yang mereka miliki didepan dan belakang nama mereka. Berderet seperti kereta.Semua gelar ada..! (Mungkin yang ga ada cuma almarhum aja kali ya..? hhe…)

Sekolahnya saja dari SD hingga sarjana, atau lebih. Penulis yakin minimal mereka menghabiskan waktu sekitar 16 tahun untuk menuntut ilmu. Jadi kenapa mereka harus disekolahkan lagi?

Walaupun mereka pintar, memiliki banyak gelar, sekolah bertahun-tahun hingga ada yang ke negeri orang. Tapi sayang seribu sayang, ternyata kepintaran mereka tidak dipergunakan pada tempatnya. Tidak pada pada hal-hal yang benar.

Mereka memang pinter, pinter ‘ngibulin’ istilahnya, pinter berbohong, pinter berargumen, pinter mencari alasan untuk membela diri ketika mereka salah, pintar mencuri uang rakyat, pinter bersembunyi dari penglihatan manusia. Mereka pintar, pintar dalam hal-hal buruk. Tak pintar dalam berbuat baik. Mereka tak pintar dalam melayani masyarakat.

Naah..!

Dalam hal ini mereka harus di buat pintar. Alias harus ‘disekolahkan’ lagi..!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *