“Jangan kalian membiarkan anak-anak kalian di saat matahari terbenam (waktu maghrib) sampai menghilang kegelapan malam, sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam.”
– Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Semenjak kecil, saya percaya pada apa yang orang tua katakan pada anak-anaknya terkait larangan keluar saat waktu maghrib tiba. Barangkali tak hanya saya, kita semua terutama yang tinggal di desa atau kota kecil, seringkali ditakut-takuti untuk tidak keluar waktu maghrib oleh orang tua. Banyak setan-setan yang berkeliaran katanya. Entah benar atau entah tidak, tapi kadang hal ini dianggap mitos belaka.
Hingga beranjak dewasa saya tetap percaya, walau kadang saya sering melanggarnya. Selain karena sudah tak anak-anak lagi, juga karena pernah 2 tahun hidup di kota besar membuat saya biasa saja tentang larangan keluar waktu maghrib ini. Kita tahu di perkotaan, apalagi kota besar hampir tak kenal siang dan malam, maghrib dan shubuh, langit terang dan gelap hampir sama saja: penuh keramaian. Masih dalam perjalanan dan masih di luar saat maghrib, atau sengaja keluar jelang maghrib adalah hal biasa saat saya masih tinggal di kota.
Walau pun begitu, rasa was-was saat masih di perjalanan ketika masuk waktu maghrib masih ada dalam diri. Pun begitu saat hendak keluar menjelangnya, lebih baik bagi saya untuk mengatakan ‘nanti saja abis maghrib’. Perasaan tak enak selalu saja merasuki. Barangkali, larangan orang tua tadi telah masuk ke alam bawah sadar. Atau memang sudah kodratnya kita sebagai manusia untuk tak sepantasnya keluar di waktu maghrib?
Setelah menikah dan mulai memiliki anak, saya kemudian menerapkan sepenuhnya nasihat orang tua tadi pada istri dan anak-anak. Namun kali ini tentu tidak taklid buta seperti waktu masih anak-anak. Bermain di waktu maghrib adalah terlarang, dan keluar jelang atau saat waktu maghrib adalah tabu bagi keluarga kecil kami.
Doa Keluar Waktu Maghrib
Terlebih setelah sebuah kejadian pada anak pertama, kami mulai berkomiten lebih ketat lagi untuk tidak keluar waktu maghrib dan tidak melakukan perjalanan menjelangnya, kecuali darurat. Karena sebelumnya kami beberapa kali melanggarnya, terlebih saat hamil dan awal-awal anak pertama masih bayi. Kami juga sepakat untuk membentengi diri dan keluarga dengan dzikir pagi setelah shubuh dan petang setelah maghrib. Ini hukummnya wajib dan ini menjadi salah satu program harian kami.
Jelang usia dua tahun, Dzakky, anak pertama kami sudah tahu adzan sebagai penanda waktu shalat. Sering sekali ia minta shalat di mushola atau bilang ke ayah atau mamahnya untuk shalat saat adzan berkumandang. Selain maghrib, sesekali saya ajak ke mushola jika dia ingin. Namun jika shalat maghrib saya larang pun jika ia meminta. Seringkali ia memaksa hingga menangis ingin ikut ke mushola. Pilihannya biasanya saya kembali memaksa agar tidak ikut, atau saya shalat di rumah bersamanya.
Jika keadaan darurat, misal ketika kami kehujanan di perjalanan pulang, ada keperluan mendesak atau hal lain yang mengharuskan anak-anak keluar saat waktu maghrib, cukup membaca doa bagi mereka:
Catatan: Jika yang didoakan hanya seorang anak perempuan, tinggal diganti lafal 'ka' dengan 'ki'. Atau 'kuma' jika anaknya dua orang seperti saat Rasulullah SAW saat mendoakan kedua cucunya Hasan dan Husain.
Hadits Larangan Keluar Waktu Maghrib
Larangan keluar waktu maghrib ini sebenarnya sudah ada perintah dari Rasulullah SAW. Orang tua kita hanya melaksanakan perintah baginda kepada ummatnya. Berikut saya kutipkan haditsnya:
“Jika sore hari mulai gelap maka tahanlah bayi-bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu. Jika sesaat malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu-pintu rumah dan sebutlah nama Allah sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup. Dan tutup rapat-rapat tempat air kalian dan sebutlah nama Allah. Dan tutup tempat makan kalian dan sebutlah nama Allah. Meskipun kalian mendapatkan sesuatu padanya.”
(H.R. Muslim)
Menurut para ulama, anak-anak yang paling dikhawatirkan pada larangan ini dikarenakan najis yang umumnya dicari-cari setan ada pada mereka. Dan juga anak-anak belum punya atau belum diajarkan dzikir yang dapat melindungi mereka. Sedangkan setan ketika bertebaran, mereka bergantungan dengan apa saja yang mereka dapatkan. Maka dikhawatirkan bagi anak-anak pada waktu tersebut. Tidak asing bukan bagi kita melihat dan menemukan beberapa anak menjerit tiba-tiba atau tidurnya tidak tenang penuh teriakan tanpa sebab seperti diganggu sesuatu?
Spektrum Cahaya: Penjelasan Ilmiahnya
Tentang larangan keluarnya anak-anak waktu maghrib ini ternyata ada juga penjelasan secara ilmiahnya. Ini berhubungan erat dengan spektrum cahaya saat senja tiba. Spektrum cahaya sendiri menurut KBBI adalah rentetan warna kontinu yang diperoleh apabila cahaya diuraikan ke dalam komponennya.
Untuk diketahui juga cahaya merupakan gelombang elektromagnetis yang memiliki spektrum warna yang berbeda satu sama lain. Setiap warna dalam spektrum mempunyai energi, frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda pula. Menurut Prof. DR. Ir. H. Osly Rachman, Ms dalam bukunya yang berjudul “The Science Of Shalat”, bahwa menjelang maghrib, alam akan berubah menjadi spektrum cahaya berwarna merah.
Ketika waktu maghrib tiba, terjadi perubahan spektrum warna alam yang selaras dengan frekuensi jin dan iblis, yakni spektrum warna merah tadi. Saat itu, jin sangat bertenaga karena memiliki resonansi bersamaan dengan warna alam. Pada saat tersebut pula, terjadi tumpang tindih antara dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama. Hal ini menyebabkan penglihatan terkadang kurang tajam oleh adanya fatamorgana yang tercipta.
Makanya pada waktu maghrib kita dihimbau untuk menjauh dari hewan, mengurangi kecepatan saat mengemudi, tidak boleh jalan-jalan di tempat sepi, melarang anak-anak keluar rumah, serta mengharuskan menutup pintu dan jendela rumah.
Nah, karena larangan orang tua yang seringkali dikira mitos ini sudah didukung oleh hadist Rasulullah SAW dan juga bisa dijelaskan secara ilmiah, jadi sebaiknya saat maghrib kita dan anak-anaknya harus berada di dalam rumah. Setuju? Semoga bermanfaat!
Setuju sekali.. Infonya sangat bermanfaat apalagi ditambah hadits dan penjelasan ilmiah. Mantul pokoke!!!
Terima kasih udah sempetin buat baca dan komen, Kakak.. 😀