Pesta Sains Nasional 2009

Cahaya Madani,
Jum’at, 7 September 2007

Lambaian tanganku mengiringi kepergian mereka. Dengan tatapan semu kuantarkan mereka hingga depan kantor: Muhammad Iqbal Nugraha, Sesa Wiguna, Aryanti Ambarsari, Enggar Cahya Firdaus, Adiluhung, Dinni Nurhayani, Annas Azwar Suhardi dan Fadilla Nur’aini.

Merekalah tim yang diutus sekolah untuk mengikuti sebuah perlombaan di Bogor, Pesta Sains Nasional 2007, untuk yang pertama kalinya. Dengan sebuah mobil sederhana dan ditemani ustadz Rijaluddin, mereka pun meninggalkan sekolah tercinta.

Sebenarnya hati ini ingin sekali menjadi bagian tim. Ikut bersama mereka berjuang demi nama baik sekolah. Tapi apa daya, Allah punya kehendak lain. Dia punya alasan yang cukup bisa kuterima dengan lapang dada, hinga akhirnya hanya sebuah kepalan tangan diiringi ucapan, “Semangat….!” dan disertai do’a dariku yang bisa ikut bersama mereka menuju IPB, kampus yang pernah menjadi impianku setelah lulus dari Cahaya Madani.

Keinginan yang besar itu sebenarnya timbul hanya karena sebuah rasa penasaran, sebuah rasa ingin tahu. Ya..! Sebuah rasa ingin tahu tentang lomba selain olimpiade. Ku hanya ingin merasakan bagaimana suasana lomba selain olimpiade, ingin tahu bagaimana soal-soal kimia selain olimpiade yang katanya lebih mudah. Hanya itu. Persoalan menjadi bagian dari sejarah Cahaya Madani sebagai peserta pertama yang mengikuti Pesta Sains Nasional di IPB, itu urusan nomor sekian.

Namun rasa penasaran itupun hanya tinggal sebuah harapan yang sirna, karena tentunya tahun depan ku akan melepaskan status SMAku dan tak mungkin mengkuti lomba yang hanya untuk anak SMA itu.

2 tahun kemudian
Assa’adah, Jum’at, 13 November 2009

Hari belum subuh, langit masih gelap, bahkan ayampun mungkin belum berkokok. Namun mobil Pregio dengan plat nomor A 1078 DL telah meluncur ke Bogor. Di dalamnya seorang ustadz muda bernama Achmad Anwar Sanusi, termasuk dalam rombongan. Rombongan itu akan menuju Bogor, tepatnya Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Lebih tepatnya lagi menuju gedung Graha Widya Wisuda IPB, untuk satu tujuan, mengikuti Pesta Sains Nasional 2009.

Pesta Sains Nasional IPB 2009
Logo Pesta Sains Nasional IPB

Alhamdulillahirabbil’alamin. Hanya ucapan syukur itu yang bisa kupanjatkan pertama kali mendapat kabar untuk mengikuti ajang bergengsi ini. Dengan kapasitas seorang Pembimbing (seperti yang tertera dalam Surat Tugasku), Kami meluncur ke Bogor untuk bertarung menjadi yang terbaik.

Bagiku pribadi, ini untuk kedua kalinya menjadi pembimbing sebuah kegiatan keluar pondok setelah kegiatan Smart Camp hampir setahun yang lalu. Untuk kedua kalinya pula ku pergi mengunjungi Bogor, dengan tujuan yang sama. Sama-sama mencari. Yang pertama, beberapa bulan lalu untuk mencari sesuatu (seseorang lebih tepatnya) yang telah lama hilang. Dan yang kedua, kali ini, dengan tujuan untuk mencari sesuatu pula. Mencari harapan yang pernah sirna!

Namun perjalanan kali ini terasa lebih berat, karena ku harus meninggalkan dua kewajiban yang ada di perkuliahan dan di pondok. UTS Matematika Ekonomi harus terpaksa ku tinggalkan. Mengajar Sabtu-Ahad pun mau tak mau kutinggalkan pula. Tapi aku tak merasa bersalah kok (mencoba beralibi, hhe..) Tapi ini bener..! Karena pergi ke Bogor ini pun adalah tugas dari pondok yang tak bisa kutinggalkan pula.

Di IPB, ku bertemu adik-adik kelasku dari Cahaya Madani yang juga mengikuti kegiatan ini seperti tahu-tahun sebelumnya. Dan akhirnya, atmosfer Pesta Sains yang pernah sangat ingin ku rasakan, saat ini benar-benar bisa kurasakan!!

Hingga berita ini diturunkan, (mencuri redaksi milik wartawan ceritanya, hhe…) maksudnya, hingga tulisan ini diterbitkan, pertarungan di Pesta Sains Nasional 2009 di IPB masih berlangsung. Kuharap, almamaterku bisa mendulang sukses di tahun ini. Begitu pula dengan anak asuhanku, semoga mereka pun bisa mempersembahkan yang terbaik.

Sabtu, 14 November 2009

1 komentar untuk “Pesta Sains Nasional 2009”

  1. sebenarnya merpati mampu untuk terbang setinggi mungkin, tetapi penciptanya belum berkehendak bila Ia terbang dengan tingginya.
    memang sulit meraih segala sesuatu yang kita inginkan, karena pada hakikatnya Allah S.W.T memberikan segala yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *