PELAUT mUDA

Ingin kuceritakan sebuah kisah padamu, Kawan. Kisah ini hadir setelah aku menemukan sebuah alasan tidak masuk kelasnya seorang murid hari Selasa lalu. Alasan yang bagiku benar-benar baru. Alasan yang bagi telingaku terdengar asing: pergi melaut.

Adalah Ahmad Dani, seorang anak kelas 6 SD berusia 13 tahun, berperawakan sedang, berkulit agak gelap –mungkin karena terlalu sering berada di laut, berambut cepak disisir kesamping kanan, dengan sedikit warna merah dirambutnya, si pemilik alasan itu. Ia tidak masuk kelas Selasa pagi kemarin karena pergi melaut. Ya, melaut, Kawan. Alasan aneh bukan?

Setelah ku kunjungi rumahnya hari ini, aku temukan banyak fakta tentang diri dan alasan melautnya itu.

Ahmad, begitulah teman-teman sekelas memanggilnya, adalah anak ke-5 dari 7 bersaudara. 3 dari 4 kakak-kakaknya merantau ke Ibukota. 2 orang ke Ibukota negara, seorang lagi ke Ibukota Kecamatan. Ayahnya belum genap sebulan meninggal dunia. Ia dan keenam saudaranya telah menjadi yatim kurang dari sebulan yang lalu. Maka kini tinggal Ahmad, Ibu, seorang kakak dan 2 orang adikknya yang ada dirumah. Oh, ternyata tidak, dirumahnya aku menemukan pamannya (adik dari ibunya) beserta keempat anaknya. Mereka semua tinggal didalam satu rumah sederhana.

Ahmad biasa pergi melaut bersama kakak dan pamannya. Bertiga mereka mengarungi laut Selat Sunda dari jauh sebelum Shubuh hingga menjelang Dzhuhur. Dengan sampan dan jaring sewaan, mereka mencari ikan-ikan di laut untuk kemudian di jual ke seseorang. Mungkin sejenis makhluk bernama tengkulak. Aku tidak bertanya lebih dalam tentang itu. Sebenarnya paman dan kakaknya tak pernah mengajak Ahmad pergi melaut. Itu semua keinginannya semata.  Dan biasanyapun Ahmad ikut pergi melaut hanya ketika libur sekolah saja. Ketika memang tak ada masuk kelas. Hari Minggu misalnya. Tapi kemarin, ia lupa jika hari Selasa adalah hari masuk sekolah. Begitulah akunya padaku. Kau dengar, Kawan? Ia lupa hari Selasa ada masuk kelas. Ia lupa jika hari itu dia harus sekolah.

Sejujurnya aku masih heran jika itu benar-benar alasannya. Dan aku lebih tak bisa menjelaskan ketika salah satu mimpi yang ia gambar saat sesi berbagi cita-cita dikelas pagi tadi selain naik pesawat terbang dan menjadi super hero adalah menjadi seorang pelaut. Mungkin kau bisa, Kawan?

Camara, 17 Juli 2013

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *